Etika dalam Berbusana
UPN
Veteran Jakarta
Nama
Anggota Kelompok 3:







Fakultas Ilmu-ilmu
Kesehatan
D III Keperawatan
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesuai dengan ajaran agama,
fungsi utama dari pakaian adalah untuk menutup aurat. Namun demikian pakaian
juga sebagai simbu suatu kebudayaan di samping sebagai pengejawantahan dari
tingkat penghayatan keberagaman.
Pakaian akan
mempresentasikan karakter dan kepribadian pemakainya cara berpakaiannya yang
sopan sesuai dengan norma-norma agama dan norma sosial yang ada akan
menggambarkan kondisi psikologis pemakainya, dan demikian pula sebaiaknya cara
berpakaian yang tidak teratur dan tidak memenuhi kriteria kepantasan juga akan
menumbuhkan bahwa seperti itulah sebenarnya kondisi kejiwaan pemakainya, karena
apa yang nampak secara lahiriah itu sesungguhya menunjukkan apa yang tersimpan
di dalam hatinya .
Pakaian adalah kebutuhan
hidup sekaligus cermin perilaku kita.Sehingga hendaknya kita lebih pintar
memilih pakaian yang akan dikenakan dan akan lebih baik jika kita mengutamakan
kenyamanan dan kesopanan dalam berpakaian jangan hanya mengikuti trend atau
mode yang ada namun tidak sesuai dengan kepribadian.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan etika berbusana?
2.
Bagaimana tata cara berbusana?
3.
Bagaimana cara berpakaian sesuai dengan
situasi/kondisi tempat?
4.
Apa jenis-jenis busana?
5.
Apa motif-motif dari busana?
C.
Tujuan Masalah
1.
Ingin mengetahui pengertian etika berbusana
2.
Ingin mengetahui tata cara berbusana
3.
Ingin mengetahui cara penempatan berbusana
4.
Ingin mengetahui jenis-jenis busana
5.
Ingin mengetahui moti-motif dari busana
BAB II
ISI
ISI
A.
Pengertian Etika Berbusana
Pengertian
Etika Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model prilaku” atau standar yang diharapkan
dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang
ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.
(Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7) Etika adalah kode prilaku yang
memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu.Etika juga merupakan
peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal
yang baik dan hal yang tidak baik. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan
yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang.(NilaIsmani,2001).
Etika
Berpakaian Mencari gaya pribadi bukan hal yang mudah untuk setiap orang. Namun
begitu jika Anda menemukanya, anda bari akan menyadari bahwa lewat pakaian,
anda bisa mengekspresikan diri dan menunjukan diri anda. Tanpa sadar banyak hal
diluar sana yang bias memepengaruhi cara kita berpakaian dan bergaya.Percaya
Atau tidak ,gaya personal seseorang bias mengubah perspektif seseorang. Manusia
membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar
sehri-hari di samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan makanan
(pangan). Pakaian dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit,
kenyamanan, dan lain sebagainya. Tanpa pakaian dapat mengakibatkan seseorang
dikatakan gila. Oleh karena itu, dalam berpakaian seharusnya kita memerhatikan
etika dalam berpakaian.
B.
Tata
Cara Berbusana yang Baik
1.
Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang
tidak menutup aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan
kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup
dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan. Seharusnya
pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi orang-orang yang mengumbar
tubuhnya.
2.
Sesuai
Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah,
bukan pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu
di luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai pakaian
tipis.
3.
Tampak
Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah
dicuci bersih, disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun
kekecilan. Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri
maupun kepada oang lain yang ada di sekitarnya.
4.
Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak
mengganggu akivitas maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun
wanita dengan ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di
tempat seperti di bus umum.
5.
Tidak
Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu
hukum di dalam maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan
dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut. Di mana bumi
di pajak, di situ langit di junjung.
C.
Cara
Berpakaian Sesuai dengan Kondisi
Busana yang pantas di pakai dan sesuai dengan
kesempatan, akan memudahkan seseorang dalam pergaulan sehari–hari. Hal ini akan
membuatnya tidak canggung dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
dapat menimbulkan rasa percaya diri.
Pada umumnya setiap orang memerlukan busana untuk
berbagai macam kesempatan antara lain :
(busana rumah, busana kerja, busana olah raga, busana rekreasi, busana
pesta, busana berkabung).
1.
Busana
Rumah.
busana yang pantas di pakai di rumah. Busana rumah
mempunyai kesan sportif, bahan sederhana, bentuk dan desain tidak terlalu
rumit, dan warna tidak menyolok.
2.
Busana
kerja
Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan dalam
dunia kerja semakin beragam. Situasi kerja yang penuh persaingan, membutuhkan
kegesitan dalam bergerak agar dapat meraih setiap peluang yang ada. Mereka yang
ingin sukses, tentu harus memperhatikan busana yang akan dikenakannya. Wanita
aktif membutuhkan busana yang nyaman dipakai dan menjamin keleluasaan, agar
dapat bebas bergerak dalam segala kesibukan sejak pagi sampai malam hari.
Dengan tuntutan kenyamanan dan
keleluasaan beraktifitas, maka setelan atasan dengan celana panjang bisa
menjadi pilihan.
Selain modis dan selalu trendi, celana panjang aman
membungkus tungkai hingga mata kaki. Para pengguna busana kerja pun dapat lebih
aktif bergerak sehingga dapat lebih produktif
Macam – macam desain busana kerja
3.
Busana
olah raga
Bentuk busana olah raga disesuaikan dengan jenis dan
bentuk olahraganya. Olah raga senam memakai pakaian senam, olah raga renang
memakai baju renang atau bikini, olah raga tennis dapat memakai short atau
kulot dengan perlengkapannya, yakni topi dan sepatu. Denagn kata lain, setiap
olah raga memakai seragam pakaian tersendiri (khusus).
Bahan yang digunakan, pilihlah bahan rajutan supaya
mudah bergerak, warna bahan cerah dan kontras. Demikian juga dengan pelengkap
pakaianya, harus disesuaikan dengan suasana olah raga yang akan dilakukan.
4.
Busana
rekreasi
Busana rekreasi adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan santai/ bertamasya. Misalnya, rekreasi ke pantai, ke gunung, ke
taman – taman hiburan, ke lokasi bersejarah dan tempat – tempat yang banyak di
kunjungi orang. Dalam desain busana rekreasi, pilihlah bahan yang enak untuk di
pakai bergerak, warna bahan dan desainnya dapat dibuat secara bervariasi
disesuaikan dengan waktu dan kesempatan. Contohnya, bahan, warna, corak,
desain, dan pelengkap busana untuk rekreasi ke gunung berbeda dengan rekreasi
ke pantai.
5.
Busana
pesta
Busana pesta adalah busana yang di kenakan pada
kesempatan pesta. Sebelum menentukan pilihan desain busana pesta, sebaiknya
pelajari dahulu hal – hal yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pesta tersebut, seperti sebagai berikut :
-
Siapa
yang mengundang pesta ?
-
Kapan
dilaksanakan, siang atau malam ?
-
Di
mana pelaksanaan resepsinya seperti apa ?
Di dalam rancangan desainya, sebaiknya disesuaikan
dengan suasana lingkungan kedaan resepsi, agar mendapatkan kesan yang baik, dan
jangan mengenakan busana yang terlalu berlebihan.
6.
Busana
berkabung
Dalam menghadiri penghormatan terakhir untuk seseorang
atau kematian, sebaiknya pilihlah warna yang tidak mencolok / warna gelap
seperti abu – abu, putih, biru dan hijau tua atau motif yang tidak terlalu
meriah. Demikian juga dengan desainnya, pilihlah yang sederhana, sopan dan
bersih.
D.
Jenis-jenis
busana
Ø Jenis-jenis pakaian
1.
Baju
2.
Kemeja
3.
Kaus
4.
Jubah
5.
Celana
6.
Rok
7.
Sorjan
8.
Pakaian
dalam
Ø Pakaian keagamaan
1.
Jilbab
2.
Sirwal
(Celana muslim yang longgar dan lebar)
Ø Olahraga dan aktivitas
1.
Pakaian
kompresi
2.
Baju
renang
3.
Celana
renang
Ø Etnis dan warisan budaya
1.
Pakaian
adat
2.
Sarung
E.
Motif
dari busana
1.
Motif
Religi
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai keyakinan dalam
memeluk agama manapun cenderung mempunyai motif berbusana yang tidak melanggar
sopan santun, tata susila, tidak memberi peluang kepada orang berbuat sesuatu
yang asusila. Motif religi ini akan mendorong orang memilih busana yang sesuai
dengan aturan-aturan yang dibolehkan atau dipersyaratkan dalam agamanya.
Berbusana dengan motif religi seyogianya akan
menyesuaikan dengan aturan dan persyaratan, seperti dalam agama Islam untuk
busana laki-laki minimal dari pusat sampai lutut, sedangkan untuk perempuan
seperti telah dikemukakan di atas
yaitu untuk perempuan yang sudah
akil balig harus menutupi seluruh tubuh
kecuali muka dan telapak tangan. Berbusana untuk perempuan ini dalam Al Qur’an
surat AlAhzab [33] : 59 yang artinya ”Hai Nabi ! suruhlah isteri-isterimu, dan
anak-anak perempuan-mu, dan perempuan
Mu’minin, menghulurkan jilbab mereka atas (muka-muka) mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang”.
2.
Motif
Budaya
Busana cenderung tidak dapat dilepaskan dari budaya
masyarakat, karena dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat yang ada
pada masyarakat. Dikemukakan oleh Kluckhohn bahwa tujuh unsur kebudayaan
sebagai cultural universal yang bisa
didapatkan pada semua bangsa di dunia, yaitu salah satunya peralatan dan
perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata,
alat-alat produksi,
transport, dan sebagainya). Salah satu
unsur kebudayaan yang dikemukakan
Kluckhohn tersebut, jelas
busana atau pakaian termasuk dalam unsur kebudayaan.
Berbedanya busana daerah antara daerah yang satu dan
daerah lainnya, karena kebudayaan manusia di setiap daerah cenderung berbeda,
yang dipengaruhi oleh alam sekitar. Perbedaan busana daerah masing-masing ini,
karena setiap daerah mempunyai adat istiadat, kebiasaan, cara hidup yang bisa
berbeda di antara yang satu dan yang lainnya, dan lingkungan sosial budaya yang
berbeda. Jadi, motif budaya ini dapat dimanifestasikan pada busana, baik dengan
adanya busana daerah yang ada di kepulauan di wilayah Republik Indonesia,
maupun dengan masuknya budaya barat yang
dianggap oleh orang pada umumnya lebih praktis. Kenyataan kepraktisan ini
memberi inspirasi untuk membuat busana daerah
lebih praktis dalam pemakaiannya
tanpa menghilangkan ciri khasnya.
3.
Motif
Kebersamaan
Manusia sebagai makhluk sosial ingin selalu hidup
berteman, sebagai teman ngobrol, diskusi, mencurahkan isi hati, dan ingin
diterima di lingkungan di mana ia berada. Motif kebersamaan ini
dapat dilihat dari kebersamaan dalam pekerjaan, dalam organisasi, sosial,
politik, profesi, kegemaran (hobby), sekolah (studi). Motif kebersamaan ini
dapat diimplementasikan pada kekompakan melaksanakan tugas dan tanggung jawab,
disiplin kerja, dan aturan atau cara berbusana. Salah satunya motif kebersamaan
dapat disalurkan melalui berbusana.
Motif kebersamaan melalui berbusana dapat
dimanifestasikan dengan menyepakati busana seragam, baik untuk busana seragam
pekerjaan atau kantor tertentu,
seperti seragam pegawai
Pemerintah Daerah (Pemda),
Pajak, Tentara Nasional
Indonesia/TNI (darat, laut, udara), Polisi Republik Indonesia (Polri),
pramugari, seragam organisasi partai politik maupun seragam sekolah dari
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan seragam Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
dan seragam yang berupa jas atau jaket mahasiswa.
4.
Motif
Mode
Dalam pemilihan busana antara lain akan dipengaruhi
oleh motif mode, karena kecenderungan setiap orang ingin mengikuti mode yang
sedang digemari masyarakat atau mode yang paling mutakhir. Motif mode yang
umumnya ada pada setiap orang inipun dapat dijadikan dasar untuk memproduki
busana pada perusahaan-perusahaan
industri busana. Usaha-usaha industri
busana akan berkembang pesat apabila pengelola usaha
tersebut cukup jeli melihat dan
memahami model-model mana yang digemari masyarakat, sehingga menjadi
mode yang trend di masyarakat tertentu.
Model merupakan topik yang memberikan kegairahan
kepada manusia terutama pada wanita yang peduli pada berbusana. Mode sering
berubah dari waktu ke waktu,
lebih-lebih di negara
yang mempunyai empat musim (musim panas, musim gugur, musim dingin dan
musim semi). Perubahan musim ini akan mendorong para desainer untuk menciptakan
model-model busana yang diprediksikan akan dapat digemari masyarakat dan
berkembang di masyarakat pada musim-musim tertentu. Dari model busana yang
diciptakan para desainer itu dapat menjadi mode yang digemari masyarakat.
Selanjutnya, pemilihan model busana pada orang-orang yang peduli dan perhatian
terhadap mode yang sedang trend, menjadi motif untuk memilih busana.
5.
Motif
Urusan
Motif urusan yaitu motif yang berkaitan dengan urusan
pribadi (privacy), urusan dalam kaitan
status dan urusan
dalam suatu profesi. Berkaitan
dengan motif urusan, di antaranya memerlukan
busana yang sesuai
dengan motif urusan tersebut terutama
bagi orang-orang yang peduli, perhatian pada hal berbusana atau
orang-orang yang berada di perkotaan yang sibuk dengan berbagai kegiatan.
Motif urusan yang berkaitan dengan berbusana ini akan
memberikan arahan kepada seseorang untuk
mempergunakan busana pada kesempatan tertentu sesuai dengan urusannya
masing-masing. Busana (pakaian) sebagai salah satu kebutuhan primer ekonomi (di
samping pangan dan papan) dalam situasi tertentu dapat menjadi urusan politik
dan hukum nasional
suatu negara. Sebagai
contoh hal itu pernah terjadi
dalam Pemerintah Churchill di Inggris mengeluarkan dekrit tentang busana (pakaian)
untuk menanggulangi kekurangan dana dan
tenaga akibat perang
yang terus berkecamuk perlu menentukan kostum siap pakai yang hemat dalam penggunaan bahan
dan perhitungan ongkos produksi.
Dekrit dimaksud dikenal Utility
Scheme Dresses.
6.
Motif
Alam
Motif alam berarti sangat menentukan jenis atau bentuk
busana seperti apa, sehingga menutup aurat dengan daun-daunan yang apapun dapat
masuk tahapan manusia berbusana. Mengamati berbusana sejak zaman primitif atau
juga sekarang pada daerah-daerah
pedalaman tertentu seperti
di Irian Jaya
dapat kita memperhatikan busana-busana yang mereka
pergunakan. Mereka masih tergantung pada
alam, apalagi jika kita melihat ke
belakang, di mana
alam masih belum
terjamah manusia, teknologi masih sangat sederhana, ilmu pengetahuan
belum berkembang, sehingga manusia masih mengandalkan atau memanfaatkan
benda-benda yang ada di alam dengan pengolahan yang sangat sederhana. Hasil
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) dalam bidang pertekstilan
dapat menghasilkan berbagai macam bahan busana, dari bahan yang sederhana sampai bahan yang eksklusif untuk
melayani kebutuhan manusia, salah satunya karena manusia memilih
busana ada yang karena motif alam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berbusana sangatlah penting peranannya dalam kehidupan
manusia dalam segala kegiatan. Dengan berbusana manusia dapat menunjukan
pribadi individu masing, gaya hidup, lingkungan, budaya bahkan status social
yang berjenjang dalam masyarakat.
B.
Saran
Penulis dalam menyusun makalah ini pastilah belum
sempurna, maka dari itu penulis berharap teman-teman dan pembaca sudi
memberikan saran dan kritik untuk kebaikan makalah berikutnya.
Daftar pustaka
terimakasih brooo
BalasHapusMakasih tulisannya ini sangat membantu
BalasHapus